Sabtu, 18 April 2009

Memandang dari Perspektif Berbeda

Otak kita sebagaimana kita tahu telah diprogram dari sononya untuk memandang sesuatu dari konsep sebab-akibat..ada akibat karena ada suatu sebab. Keingintauan dan penasaran seakan seperti rasa lapar yang harus dipenuhi. Misalnya, seseorang ingin tau kenapa Bumi berputar..orang akan menjawab karena bagian luar inti yang cair dan sangat panas. Hal ini dipandang dari segi sebab. Sedangkan yang lain ada yang mengatakan kenapa bumi berputar? Karena Tuhan Maha Adil dia membagi sinar matahari kesemua sisi permukaan bumi, saat siang matahari menyinari pohon di depan rumah kita, saat malam matahari menyinari belahan bumi yang lain.
Contoh lain misalnya, kenapa hujan turun? karena matahari menyinari lautan sehingga airnya menguap dan perbedaan susu membawanya ke daratan...sedang yang lain mengatakan karena Tuhan Maha Memelihara, Dia tidak pernah sekalipun menyia-nyikan makhluk ciptaannya.
Dari pengalaman tersebut saya mulai mencoba memahami apa yang disebut "ayat-ayat Allah ada dimana-mana".

Keraguan
Suatu saat ada teman saya yang bertanya... dimanakah Tuhan berada? sedang yang lain menjawab Tuhan itu ada dimana-mana, bahkan lebih dekat dari pembuluh darah. Benarkah hal tersebut? saya mulai berpikir..dimensi yang kita tempati adalah dimensi yang terikat oleh ruang dan waktu. Kalau Tuhan ada didimensi ini berarti Ia juga terikat oleh ruang dan waktu. Pemahaman saya akhirnya membawa pada kesimpulan bahwa Tuhan tidak ada di dimensi ini. Dunia dan seisinya adalah wujud dari manifestasinya, Dia yang tidak termanifestasikan.
Dia berada di atas Ars...begitulah yang pernah dengar dan percayai. Suatu tempat yang tidak bisa dibayangkan dimana. Bukan di Nebula atau pusat galaksi....suatu tempat yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.

"Pemahat yang membuat patung, si pemahat sama sekali tidak tergantung pada patung tapi patung tergantung pada pemahatnya."